RG. Percetakan Murah Gresik




Gresik, (Antara Jatim) - Kabupaten Gresik yang awalnya bernama Kabupaten Surabaya, merupakan wilayah strategis dan memiliki arti penting bagi setiap perkembangan Kota Surabaya.

Selain itu, wilayah yang terletak di sebelah utara Kota Pahlawan tersebut, juga menjadi salah satu wilayah penopang semua sektor perkembangan ibu kota provinsi Jawa Timur.

Letak strategisnya wilayah Gresik itu ternyata juga sudah dikenal sejak masa kolonial Belanda, ini ditandai dengan keberadaan Benteng Lodwijk yang dibangun pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1808.

Keberadaan benteng, sengaja dibuat karena menganggap wilayah Gresik sebagai wilayah yang memiliki akses penting bagi perkembangan sekaligus pintu masuk Kota Surabaya.

Berdasarkan data Balai Arkeolog Yogyakarta tahun 2007 disebutkan, keberadaan Benteng Lodwijk yang terletak di Pulau Mengare, Kecamatan Bungah, atau tepatnya berada di Desa Tanjung Widoro merupakan benteng pertahanan penghalau musuh bagi yang masuk Kota Surabaya melalui jalur laut.

Selain itu, berdirinya benteng yang dibangun pada masa Gubenur Jendral Deandles itu juga untuk menjaga jalan masuk ke wilayah Selat Madura.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Gresik, Tarso Sagito mengakui keberadaan benteng peninggalan Belanda di wilayah Mengareh itu merupakan salah satu situs penting dalam sejarah Belanda.

"Sebab, benteng itu merupakan bangunan benteng pertama yang dibangun VOC saat kali pertama menginjakan kaki di Nusantara," tuturnya.

Tarso meyakini, apabila keberadaan benteng itu dikelola dengan baik akan memiliki potensi bagus bagi perkembangan wisata di Kabupaten Gresik.

"Sejak awal, saya tertarik menjadikan Benteng Lodewijk sebagai tujuan wisata andalan di Kabupaten Gresik, sebab selain memiliki nilai sejarah tinggi, pemandangan di sekitar benteng juga sangat bagus," ucapnya.

Keberadaan benteng, juga dikelilingi hamparan pasir putih dan lokasinya masih sangat alami seperti adanya bebatuan asli peninggalan Belanda.

Kurang Perawatan

Sementara itu, salah satu tokoh nelayan di wilayah Mengare, Asnan mengatakan, keberadaan benteng kini banyak mengalami kerusakan akibat gerusan air laut.

Kerusakan itu disebabkan juga tidak adanya perawatan rutin dari pemkab setempat, ditambah gerusan air pantai yang terus menerus terjadi, sehingga mengakibtakan sisa bebatuan benteng mengalami abrasi.

"Nasib sisa bengunan benteng itu juga terancam lenyap, karena terus menerus terkena gerusan ombak pantai, sehingga bebatuan benteng ada yang hilang," ungkapnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap pemkab bisa menepati janjinya untuk merawat dan mengelola benteng, serta menjadikan Benteng Lodewijk sebagai tujuan wisata andalan di Kabupaten Gresik.

"Sampai saat ini, pemkab sama sekali belum menyentuh situs itu, sebab kondisi benteng yang diperkirakan berusia 204 tahun itu hanya dibiarkan berupa puing-puing tembok," katanya.

Budayawan asal Gresik, Kris Aji sangat menyayangkan pembiaran pemerintah terhadap keberadaan benteng, sebab sudah waktunya Pemkab Gresik menghidupkan kembali benteng Lodewijk.




Karena, apabila benteng itu dirawat dan dibangun dengan baik akan menghidupkan kembali sejarah yang sudah lama terabaikan.

Selain itu, dari sisi ekonomi juga bisa menambah pendapatan Kabupaten Gresik dan masyarakat yang berada di sekitar benteng.

Untuk menuju lokasi benteng, wisatawan diharuskan menggunakan perahu yang disewa dari nelayan di Desa Tanjung Widoro, karena lokasinya berada di tengah muara anak sungai Bengawan Solo.

Dan ketika sampai di benteng, wisatawan tidak akan melihat benteng secara sempurna atau utuh, sebab sebagian sudah rusak dan hanya tinggal puing-puing bebatuan.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages